Menu Melayang

Rabu, 27 Maret 2019

Banyak Mal Sepi, Mendag: Gaya Hidup Berubah, Harus Adaptasi | Konsultan Bisnis Dan Manajemen

KONSULTAN BISNIS DAN MANAJEMEN

MAHIR, +62 813 - 9864 – 6177, Gaya Hidup Berubah, Harus Adaptasi

Konsultan, Manajemen Konsultan Indonesia, Konsultan Bisnis di Sidoarjo, Konsultan Bisnis di Surabaya, Konsultan Bisnis di Malang, Konsultan Bisnis Jakarta, Bisnis di Jakarta, Konsultan Manajemen Jakarta, Manajemen Bisnis Jakarta, Konsultan Manajemen di Jakarta


Gaya Hidup Berubah, Harus Adaptasi - Akhir-akhir ini, banyak pusat perbelanjaan (shopping mall) yang semakin sepi dan ditinggalkan pengunjung. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan memperingatkan soal fenomena ini.

Gaya Hidup Berubah, Harus Adaptasi

"Mal-mal sudah mulai tutup di Tiongkok, di sini juga sudah mulai. Hati-hati sekali. Kita harus perbaiki ekosistem offline dan online," kata Presiden saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Perdagangan di ICE BSD, Kamis (12/3/2019).

Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, hal ini tidak bisa dihindari karena gaya hidup masyarakat berubah. Orang yang mau membeli sesuatu sekarang cenderung mencari sistem yang lebih sederhana melalui perdagangan online.

"Kolaborasi online-offline itu akan meningkatkan penjualan produk tersebut. Makanan saja, Go-Food dalam bulan tertentu omzetnya mencapai Rp 1,5 triliun. Kita saja kadang-kadang menggunakan Go-Food, ini sudah merubah gaya hidup," kata Enggar di sela Rakernas di Hotel Shangri-La.

Hal itu, lanjutnya, juga terlihat dari budaya minum kopi yang sudah menjadi gaya hidup.

"Kita syukuri itu. Kalau saja lifestyle di China dari minum teh berubah jadi sebagian minum kopi, maka ekspor kita akan besar. Kita aktif promosikan minum kopi sebagai gaya hidup. Kopi Indonesia nomor satu," jelasnya.

Menurut Enggar, pengusaha ritel dan pengelola pusat perbelanjaan tidak memiliki pilihan lain selain beradaptasi dengan perubahan gaya hidup ini.

Dia bahkan menyebutkan tutupnya outlet Debenhams dan Sogo di beberapa mall sebagai contoh.
"Saya ambil contoh. Plaza Indonesia mengubah tenant mix-nya, penjualannya sempat turun sedikit kemudian dia merangkak naik. Berapa banyak outlet yang tutup? Sogo, Debenhams tutup. Mereka tidak bisa lagi bertahan karena orang tidak mau lagi beli baju dengan buka-buka rak," kata Mendag.

Masyarakat kini langsung pergi mencari produk pakaian sesuai merknya. Hal ini membuat omzet penjualan brand-brand pakaian seperti Zara dan Uniqlo meningkat.

"Konsumen sekarang langsung cari merknya, dia mau beli baju Zara tapi tidak mau mencarinya di Sogo. Dia mau beli baju Uniqlo ya langsung ke outlet Uniqlo, tidak mau cari-cari di Debenhams. Itu sebagai contoh," ungkapnya.

Selain itu, kecenderungan gaya hidup generasi muda untuk pergi nongkrong bersama teman-temannya juga sangat tinggi, menurut Enggar. Swafoto/selfie sekarang menjadi bagian dari gaya hidup dan bisnis.

"Anak muda ini sekarang kalau makan di restoran dia mau pamer, makanannya nomor dua. Suasana cafe atau restoran itu yg jadi penting. Taman lampion di Batu, Malang [Batu Night Spectacular] kunjungannya meningkat karena orang berfoto-foto di sana dan bahkan pre- edding pun di sana pada malam hari," ungkapnya.


Blog Post

Related Post

Back to Top

Konsultasi Bisnis untuk Menaikkan Profit bersama Reko Prabowo

Klik WEB Utama