KONSULTAN BISNIS DAN MANAJEMEN
Arief Yahya Raih Penghargaan Sebagai The Best Marketing Minister Of Tourism Of ASEAN
Bisnis Jakarta 2019, Konsultan Bisnis Jakarta, Bisnis di Jakarta, Konsultan Manajemen Jakarta, Manajemen Bisnis Jakarta, Konsultan Manajemen di Jakarta.
Arief Yahya
Raih Penghargaan Sebagai The Best Marketing Minister Of Tourism Of ASEAN - Menteri
Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, menerima kejutan manis di Anugerah MarkPlus
Marketeer of The Year (MoTY) 2018, Kamis (6/12/2018). Menpar yang mendapat
kepercayaan sebagai Ketua Tim Dewan Juri MoTY selama lima tahun berturut-turut
ini mendapat penghargaan sebagai The Best Marketing Minister of Tourism Of
ASEAN.
Lebih istimewa lagi, pengakuan tersebut datang dari
Philip Kotler, seorang Marketing Guru kelas dunia, serta Hermawan Kartajaya dan
Hooi Den Huan. Ketiganya merupakan Tri-Founder Philip Kotler Center For
ASEAN Marketing.
"Sebuah kehormatan bagi saya, terima kasih. Ini
merupakan penghargaan bagi seluruh upaya dan dedikasi seluruh jajaran
Kementerian Pariwisata. Sekarang kami makin PD membawa National Brand
Wonderful Indonesia," ujar Arief.
Menurutnya, keberhasilannya tak terlepas dari
dukungan jajaran Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Presiden Joko
Widodo terhadap sektor pariwisata.
“Tak ada orang yang lebih besar dari organisasinya
itu sendiri. Penghargaan ini bukan hasil saya pribadi, penghargaan ini saya
persembahkan untuk segenap jajaran Kementerian Pariwisata dan juga dukungan
Bapak Presiden yang telah menetapkan pariwisata sebagai salah satu sektor
prioritas, serta segenap Kementerian Teknis yang membantu. Terima kasih!” ucap
Arief.
Dirinya patut merasa bangga dengan penghargaan
tersebut. Pasalnya, Philip Kotler adalah guru marketing dunia. Banyak buku
marketing dengan ide segar ditulis pria kelahiran Chicago 7 Agustus 1931 ini.
Mulai dari textbook, sampai buku-buku praktis.
Harian Financial Time menobatkannya sebagai ”Most
Influential Business Writer or Management Guru”. Posisinya dapat disejajarkan
dengan Jack Welch, Bill Gates, dan Peter Drucker.
Adapun Kotler memilih Arief sebagai The Best
Marketing Minister of Tourism Of ASEAN karena ia merupakan ahli marketing
andal. Bahkan, ketika ia masih di PT Telkom Indonesia. Di bawah kepemimpinannya
laba PT Telkom naik dua kali lipat dalam dua tahun.
Begitu juga ketika menangani Kemenpar. Sepak
terjangnya menginspirasi banyak kepala daerah. Banyak pejabat struktural dan
kalangan swasta yang mencontohnya. Kebijakannya juga selalu mendapat
respons positif dari publik.
Arief mampu mengubah image Kemenpar.
Dari sebuah kementerian birokrasi menjadi sebuah kementerian yang mirip
korporasi. Kemenpar pun dipoles menjadi kementerian marketing, produknya
pariwisata Indonesia.
"Saya terapkan WIN Way, Wonderful Indonedia
Way! Jurusnya 3S. Ini untuk membangun budaya kerja atau corporate culture
Kemenpar, yakni Solid, Speed, Smart," kata dia.
Doktor jebolan Unpad Bandung tersebut memang punya
skema kerja sistematis. Contohnya, Arief mampu mendorong
kebijakan Visa gratis untuk 169 negara, dari sebelumnya hanya 15 negara
ASEAN saja.
Deregulasi juga dilakukan di bidang yacht
dan perahu pesiar dengan penghapusan CAIT. Kini, izin masuk yacht hanya
butuh tiga jam dari sebelumnya tiga minggu.
Begitu juga regulasi di kapal cruise dengan
pencabutan sabotage. Regulasi ini memungkinkan sebuah kapal pesiar
berbendera asing menaik turunkan penumpang di lima pelabuhan di tanah air.
Di bidang pemasaran, Arief sudah melakukan banyak
terobosan, sehingga branding Wonderful Indonesia menembus 100 peringkat
ke level ke 47 dari sebelumnya not available (N/A). Branding
Wonderful Indonesia sudah mengalahkan Malaysia (94) dan Thailand (83).
Bahkan, ia mampu membawa Kemenpar terpilih sebagai
The Best Ministry Of Tourism atau Best National Tourism Organization (NTO) di
ajang TTG Travel Awards 2018 di Bangkok. Begitu juga di berbagai travel
mart dunia, dari Berlin, Bulgaria, Singapore, India, Los Angeles Amerika,
Prancis, Hongkong, dan Selandia Baru.
Di level dunia, Indonesia memborong
tiga penghargaan sekaligus dalam ajang UN-WTO. Di Halal Tourism Abu
Dhabi juga menyabet tiga penghargaan langsung.
Di bidang pengembangan destinasi dan Industri, Arief
menggenjot pengembangan 10 Bali Baru agar sejalan dengan Nawacita untuk
pemerataan. Selain itu, ia mendorong digital destination
serta nomadic tourism. Hasilnya ,kedua program ini diminati
masyarakat.
"Kita akan punya 10 Bali Baru, agar
pengembangan pariwisata terus berkembang, merata, sekaligus mengejar target 20
juta wisman ke tanah air. Dengan destinasi yang ada, tidak mungkin (tidak)
menembus jumlah target itu," ujar Arief.
Soal destinasi, ia menggunakan konsep 3A, yaitu
membangun Atraksi, Akses, dan Amenitas. Pola dan rumus-rumus yang ini pun terus
disosialisasikan di daerah-daerah. Hasilnya, semakin banyak daerah yang minta
agar kawasannya dibangun akses dan amenitas. Semua berlomba membangun kawasan
ekonomi khusus (KEK) Pariwisata.
Tak hanya itu, tiap tahun performa pariwisata
Indonesia terus menanjak. Grafiknya sangat kontras bila dibandingkan komoditas
lain, seperti minyak, gas, batu bara, serta kelapa sawit. Sektor ini menjelma
menjadi core business Indonesia. Pariwisata menjadi penyumbang PDB,
devisa, serta lapangan kerja paling besar dan mudah dan cepat.
Pada 2016, devisa pariwisata mencapai 13,5 miliar
dollar AS per tahun. Hanya kalah dari minyak sawit mentah (CPO) sebesar 15,9
miliar dollar AS per tahun. Padahal pada 2015, pariwisata masih ada di
peringkat keempat sebagai sektor penyumbang devisa terbesar.
Pada 2017, sumbangan devisa dari sektor
pariwisata melesat menjadi sekitar 16,8 miliar dollar AS. Angka ini diprediksi
akan meningkat 20 persen menjadi sekitar 20 miliar dollar AS pada 2018.
"Kami akan terus mencari celah untuk menaikkan
jumlah wisman di lima prioritas pasar, yakni Singapura, Malaysia, China,
Australia, dan Jepang. Sehingga Pariwisata akan tumbuh menjadi kekuatan utama
perekonomian Indonesia. Modal kita sudah kuat. Pariwisaata adalah DNA
kita," ucap Arief.