Menu Melayang

Rabu, 22 Mei 2019

Memetik Pelajaran dari Sariwangi

Memetik Pelajaran dari Sariwangi

Masih ingat dengan peristiwa pailitnya Sariwangi? PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA) pailit setelah sempat tiga tahun berdamai dengan bank pemberi pinjaman yakni PT Bank ICBC Indonesia.

Banyak yang mengira Teh Sariwangi akan menghilang. Ya, memang PT Sariwangi Agricultiural Estate Agency tidak lagi menjadi pemegang merek teh Sariwangi, tapi sudah menjadi milik Unilever sejak tahun 1989. PT SAEA kepemilikannya juga sudah beralih sejak 2015, setelah 70 persen sahamnya berpindah dari pendirinya.

Lalu apa saja pelajaran yang bisa kita petik agar hal serupa tidak terjadi pada perusahaan kita?

Perhitungkan dengan Matang Sebelum Berinvestasi

Pada tahun 2015, PT SAEA berhutang ke bank ICBC Indonesia untuk pembangunan irigasi agar produksi teh meningkat. Tapi proyek tersebut gagal, tanpa dijelaskan secara rinci darimana sumber kegagalannya.

Pelajaran yang bisa kita ambil, jangan bermudah-mudahan investasi terutama pada sesuatu yang tidak pasti. Sebelum investasi harusnya dihitung kemungkinan kegagalannya dan bagaimana cara membayarnya. Berhutang boleh saja jika ada permintaan tinggi dari suatu perusahaan, dan ada perjanjian mengenai pelunasan pembayarannya. mengenai proyek pembangunan irigasi tersebut bisa disiasati dengan banyak hal lain, misal dengan kerjasama dengan perusahaan lain dengan sistem bagi hasil.

Fokuslah Dalam Berbisnis

PT SAEA selain fokus pada produksi juga fokus pada perkebunan teh. Sehingga ketika salah satu bermasalah, jika pihak manajemen tidak sesegera mungkin mencari solusinya,  maka lainnya akan terkena dampaknya. Sayangnya, karena kompleksnya permasalahan di kedua hal tersebut, PT SAEA kurang fokus pada efisiensi biaya produksi. Sehingga Unilever yang telah membeli brand Sariwangi memilih bekerjasama dengan pihak lain yang produksi tehnya bisa lebih murah.

Pertimbangkan dengan Matang Sebelum Melakukan Pinjaman Keuangan

Sebelum melakukan pinjaman untuk membeli asset dipertimbangkan dulu bagaimana nanti sistem pembayarannya. Dihitung berapa pemasukan per tahunnya, apakah memungkinkan membayar pinjaman tersebut. Dan perhitungkan juga jika seandainya penjualan merosot drastis, apa yang akan dijadikan jaminan. Misal penjualan asset atau konversi pinjaman menjadi investasi. Dan harus segera ditangani karena jika dibiarkan hutang akan semakin menumpuk yang mengakibatkan pailit.


Blog Post

Related Post

Back to Top

Konsultasi Bisnis untuk Menaikkan Profit bersama Reko Prabowo

Klik WEB Utama